PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI dan MASYARAKAT (STM) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 15 SEMARANG (Pend-114)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah

Undang-undang  Nomor   20   Tahun   2003   tentang   sistem  pendidikan nasional   ini  merumuskan  secara  tegas  mengenai  dasar,  fungsi,  dan  tujuan pendidikan  nasional. Pasal  2 Undang-undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang sistem pendidikan nasional menetapkanbahwa pendidikan nasionalberdasarkan Pancasila  dan  UUD 1945, sedangkan fungsinya yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak  serta  peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.


Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkanpotensi peserta didik agar menjadi  manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggungjawab (Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun

2003 tentangsistem pendidikan nasional). Bertitik tolak dari dasar, fungsidan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi jelas bahwa manusia Indonesia yang hendak dibentuk melalui proses pendidikan bukan sekedar manusia yang berilmu pengetahuan   semata  tetapi   sekaligu membentuk   manusia  Indonesia   yang berkepribadian sebagaiwarga negara Indonesia yang demokratisdan bertanggung jawab.

Kemajuan  suatu  bangsa  sangat  ditetukan  oleh  kualitas  sumber  daya manusia. Kualitas  sumber  daya  manusia  tegantung  pada  kualitas  pendidikan. Peran pendidikan sangat  penting  untuk  menciptakan  masyarakat  yang  cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.

Berdasarkan  laporan  beberapa  lembaga  internasional  yang  berkaitan dengan tingkat daya saing sumber daya manusia Indonesia dengan negara-negara lain menunjukkan fakta yang kurang menggembirakan. Seperti yang terungkapkan dalam catatanHuman Development  Reporttahun 2000 versi UNDP, peringkat HDI  (Human  Development Indeks) kualitas  sumber  daya  manusia  Indonesia berada di urutan 105 dari 108 negara. Indoesia berada jauh di bawah Filipina (77), Thailand (76), Malaysia (61), Brunei Darussalam (32), Korea Selatan(30), dan Singapura  (24).  Organisasi internasional  lainnya  juga menguatkan  hal  itu. International  Educational  Achievement  (IEA) melaporkan  bahwa kemampuan membaca anak SD di Indonesia berada diurutan 38 dari 39 negara yang disurvei. Sementara  itu,  Thrid  Mathematic  and  Science  Study  (TIMSS),  lembaga  yang mengukur hasil pendidikan di dunia, melaporkanbahwa kemampuan matematika anak-anak SMP  di  Indonesia berada  diurutan  34  dari  38  negara,  sedangkan kemampuan IPA berada di urutan 32 dari 38 negara (Nurhadi, 2004:6).


Rendahnya mutu sumber  daya manusia Indonesia tidak lepas dari hasil- hasil  yang dicapai  oleh pendidikan  selama  ini.  Selama  ini  pendidikan  hanya tampak dari kemampuan  siswamenghafal fakta-fakta walaupunbanyak siswa mampu menyajikan tingkathafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak  memahami secara mendalam subtansi materinya.        Dampaknya, sebagian  besar  dari  siswa   tidak   mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajaridengan bagaimana pengetahuan

tersebut akan dimanfaatkan. Mereka sangat perlu untuk memahami konsep-kosep yang  berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakatpada umumnya di mana mereka akan hidup  dan bekerja.Siswa memiliki kesulitan memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan,yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode  ceramah.

Dunia pendidikan dewasa ini cenderungkembali kepada pemikiran bahwa anak  akan belajar lebih baik  lagi  jika  lingkungan  diciptakan  secara  alamiah. Belajar    akan    lebih bermakna jika    anak     “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya,  bukan  mengetahuinya”. Pembelajaran  yang  berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat”jangka pendek, tetapi  gagal  dalam membekali  anak  memecahkan  persoalan dalam  kehidupan jangka panjang. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan.

Persoalan rendahnyamutu pendidikan merupakan tantanganyang dihadapi oleh guru setiaphari dan pengembang kurikulum. Persoalan-persoalan tersebut dicoba diatasi dengan  penerapan suatuparadigma baru dalam pembelajarandi sekolah, yaitu penerapankurikulum  berbasis kompetensi.  Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulumyang dikembangkanDepartemen Pendidikan  Nasional RI untuk menggantikan kurikulum1994. KBK dirancang sejak tahun 2000. Dalam tahap-tahap pengembangannya,konsep kurikulum itu dikenal  luas  sebagai  KBK.  Setelah  dokumen kurikulum  tersebut mendekati sempurna dan mulai diterapkan pada tahun 2004, kurikulum tersebutdiberi nama kurikulum 2004. Jadi, kurikulum 2004 adalah sama saja dengan KBK.

Kurikulum 2004 menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pengembangan daya  kognitif,  afektif,  psikomotor  siswa,  pengembangan kurikulum bersifat desentralisasi, kurikulum ini menggantikan kurikulum 1994 yang pendekatannya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dengan berorientasi pada content education dan pola pengembangan bersifat sentralisasi.

Pembelajaran  Ekonomi  di  Sekolah  Menengah  Atas  (SMA)  Negeri  15 Semarang masih didominasi oleh pendidikan ekspositorik dan hanya mengejar target yang berorientasi pada ujian akhir, sehinggadalam pembelajaran tersebut para  siswa  selalu diposisikan  sebagai  pemerhati  ceramah  guru. Berdasarkan pengamatan, selama ini dalam melaksanakan kegiatanpembelajaran guru terbiasa menggunakan metode konvensional, dimana  siswa kurangterlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung hanyamendengar dan menerima penjelasan dari guru tanpa diberikasempatan untukmengutarakan  pendapatnya secara lebih luas dan terbuka.Setelah itu, siswa diberi tugas atau latihan yang sifatnya cenderung pada penilaiankognitif saja.Tugas atau latihan tersebut juga tidak  selalu   dievaluasi,  atau  dibahas  bersama  siswa, sehingga siswa  tidak mengetahui  hasil  dari  pembelajarannya  tersebut.  Kondisi  seperti itu  tidak memberdayakan para siswa untukmau  dan mampu berbuatuntuk memperkaya belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya. Sehingga  tidak  akan bisa  membangun  pemahaman  dan  pengetahuan  terhadap dunia sekitarnya (learning to know).Lebih jauh lagi mereka pun tidak memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya(learning to be), maupun kemampuan berinteraksi denganberbagai individu atau kelompok yang beragam (learning to live together) di  masyarakat (Depdiknas, 2004: 9-10).

Menurut Bapak  Budiyono  (Guru  ekonomi  SMA  Negeri  15  Semarang) dengan metode konvensional kemampuan siswa dalam mengaplikasikan apa yang telah diperolehdi kelas ke dalam kehidupan nyata masih kurang, karena banyak pembelajaran/materi ekonomi yang  tidak berhubungan secaralangsung dengan kondisi nyata. Guru pun tidak bisa bertindak sebagai pihak yang mengkondisikan dan memotivasi siswauntuk belajar (director of learning) karena  siswa tidak dibiasakan mandiri untukmemperkaya pengalaman belajarnya dan guru terlalu protected kepada siswa.

Salah  satu    usaha    yang   tidak   pernah   guru      tinggalkan,      bagaimana memahami kedudukan  metode  sebagai  salah  satu  komponen  yang  ikut  ambil bagian  bagi   keberhasilan  kegiatan   belajar-mengajar,   metode   pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.  Menurut Djamarah  dan   Zain  (2002:82)  metode memiliki kedudukan  sebagai  alat  motivasi ekstrinsik,  sebagai  strategi  pengajaran,  dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam KBM menurut Sardiman A.M (dalam Djamarah dan Zain,2002:83) metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajarseseorang, sebagai   strategi   pengajaran   metode   berfungsi   sebagai  teknik penyajian pembelajaran agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien.Sedangkan sebagai alat mencapai tujuan  metode berfungsisebagai alat penunjangkegiatan belajar-mengajar,  sehingga  dapat dijadikan  sebagai  alat  yang  efektif  untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Dalam memilih metode mangajarguru tidak boleh memilih secara asal- asalan. Metode yang digunakan haruslahmetode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaanindividu di antara siswa, yang dapat memberi feedback dan  inisiatif  murid untuk   memecahkan  masalah  yang dihadapinya.  Dapat dikatakan  berhasil  tidaknya kegiatan   pembelajaran,  tergantung  pada  efektif tidaknya metode mengajaryang dipergunakan oleh  gurudalam proses belajar- mengajar. Namun berdasarkan hasil pengamatan, dengan metode  pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan oleh seorangguru, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal, karena siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya. Pembelajaran yang  dilakukan terkesan monotondan tidak menggairahkan siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti dan melaksanakan  proses belajar-mengajar,  sehingga  tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan wawancara dengan Bu Shanti(Guru ekonomi SMA Negeri 15 Semarang)  untuk  menyampaikan  mata  pelajaran  ekonomi  harus  dilakukan dengan mengkombinasikan  beberapa  metode yaitu  ceramah,  penugasan,  studi lapangan. Berkenaan  denganmetode studi lapanganbeliau menyatakan bahwa pembelajaran ekonomi  memang  seharusnya  siswa  dibawa  ke  lapangan  untuk memahami peristiwaekonomi dan berlatih untuk memecahkanmasalah ekonomi yang terjadidi lingkungan masyarakat karena ilmu ekonomi merupakan ilmu yang berkembang  dan  teori-teorinya selalu berubah  sesuai  perkembangan  zaman. Dengan  metode  ini  siswa  sangat  senang,  responsif,  termotivasi  untuk  belajar, banyak pertanyaan dan pernyataan yang dilontarkansiswa kepada guru. Selain itu siswa dapat memahami secara langsung teori yang dipelajari dengan aplikasinya di masyarakat, guru pun tidak over protecteddan mereka dapat berperan sebagai director of learning karena siswa menjadi subyek dalam pembelajaran.

Berdasarkan  hal   tersebut,   penulis   mengujikan   metode   pembelajaran sebagai alternatif untuk mengatasi rendahnyamutu pendidikan nasional,sekaligus membuat pembelajaran  ekonomi di Sekolah MenengahAtas (SMA) Negeri15 Semarang lebih inovatif, yaitu dengan metode pembelajaranberbasis portofolio (Portfolio Based Learning) dengan pendekatan Sains Teknologidan Masyarakat (STM)  atau dalam  bahasa  inggrisnya Science  Technology  Society  Approach (STS).

Pengajaran berbasismasalah merupakan salah satu pendekatan dan strategi pembelajaran yang mendukungpelaksanaan kurikulum 2004,yang di dalamnya dikembangkan metode  pembelajaran   portofolio  dengan    pendekatan STM, Pengajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagaisuatu konteks bagi siswa untuk  belajar  tentang cara  berfikir  kritis  dan  keterampilan  pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004:109)

Metode  pembelajaran   berbasis   portofolio   dengan   pendekatan   STM merupakan alternatif cara belajar aktif (CBSA) dan mengajar guru aktif (CMGA). Karena  sebelum, selama,  dan  sesudah proses  pembelajaran  guru  dan  siswa dihadapkan  padasejumlah kegiatan. Dalampembelajaran ini termuat beberapa metode  pembelajaran   seperti inquiry, problem  solving,  discovery,  peristiwa, ceramah dan diskusi.Diharapkan siswa akan mendapat banyak manfaat baik hasil belajar utama (yang berinternalisasi secara manusiawidan mantap) maupun hasil pengiring  akademik  sosial  dan  sikap pangertian.  Di samping  itu  melalui pembelajaran portofolio dengan pendekatanSTM diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pengertian, pemahaman, dan daya nalar siswasemakin kreatif dan kritis analitik,  yang pada akhirnya diharapkan dapatmeningkatkan hasilbelajar siswa.

Pendekatan  yang    digunakan     dalam    pembelajaran     Ekonomi     adalah pendekatan pemecahan masalah-masalah ekonomi di masyarakat terutama dalam mencari  alternatif  pemecahannya. Agar  pembelajaran  lebih  bermakna  maka penyajian  materi  dimulai   dari  mengidentifikasi  fakta tentang  peristiwa  dan permasalahan ekonomi, pemahaman beberapakonsep dan ilmu dasar ekonomi, mencari  alternatif  pemecahan masalah   ekonomi  serta  menilai  kebaikan  dan keburukan  kebijakan pemerintah  dalam mengatasi   masalah  ekonomi  (Fajar, 2004:129).

Dari uraian tentanfmata pelajaran ekonomi di atas, sangatlahtepat apabila dalam praktik  kegiatan pembelajarannya menggunakan pembelajaran portofolio, yaitu portofolio sebagai  model pembelajaran dengan pendekatan STM. Hal ini merupakan  suatu  alternatif  dan  inovasi  dalam kegiatan pembelajaran.  Dengan pembelajaran  ini  siswa  dihadapkan pada  masalah   sehari-hari  dan  berusaha mencari  alternatif  pemecahannya.  Dengan  kata lain  melalui  pembelajaran  ini mendekatkan  konsep yang  dipelajari  pada  obyek  secara nyata  seperti  yang dikehendaki pada pendekatan mata pelajaran pengetahuan sosial di atas.
Penelitian ini  digunakan  untuk  membantu  guru-guru  PS  (Pengetahuan Sosial) terutama yang mengampu mata pelajaran ekonomi dalam meningkatkan kemampuan     dan  keterampilan dalam kegiatan pembelajarannya dan mengembangkanmodel pembelajaran di kelas yang memotivasidan mengarahkan minat belajar siswa diharapkan dengan kondisi sepertiitu pada akhirnyaprestasi siswa dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mngambil judul “PENERAPAN      METODE PEMBELAJARAN  PORTOFOLIO    DENGAN PENDEKATAN SAINS  TEKNOLOGI dan  MASYARAKAT  (STM)  PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS  X SMA NEGERI 15 SEMARANG”

Adapun  alasan  dari  pemilihan  judul  tersebut  di  atas adalah  karena sepanjang  pengetahuan  peneliti,   belum  ada   peneliti   lain   yang   melakukan penelitian  mengenai  penerapan    metode   pembelajaran    portofolio dengan perndekatan  Sains  Teknologi dan Masyarakat  (STM)  pada  mata pelajaran ekonomi. Selain  itu,proses pembelajaranekonomi yang berlangsung di sekolah selama ini lebih berfokuspada  guru,sehingga siswa memiliki kecenderungan untuk bersikap pasif. Hal ini akan berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Dengan  demikian penerapan  metode  pembelajaran berbasis portofolio  dengan pendekatan STM dapat digunakan sebagai solusi alternatif bagi masalah tersebut.






contoh tesis manajemen pendidikan, contoh tesis manajemen pendidikan islam, contoh tesis manajemen pendidikan s2, contoh tesis manajemen pendidikan lengkap, contoh tesis manajemen pendidikan kualitatif, contoh tesis manajemen pendidikan kuantitatif, contoh tesis manajemen pendidikan pdf, contoh tesis manajemen pendidikan agama islam, contoh tesis manajemen pendidikan karakter, contoh tesis manajemen pendidikan tinggi, contoh abstrak tesis manajemen pendidikan islam, contoh proposal tesis manajemen pendidikan agama islam, contoh judul tesis manajemen pendidikan agama islam, contoh abstrak tesis manajemen pendidikan, contoh proposal tesis manajemen administrasi pendidikan, contoh latar belakang tesis manajemen pendidikan, contoh-contoh tesis manajemen pendidikan, contoh-contoh judul tesis manajemen pendidikan, contoh proposal tesis manajemen pendidikan doc, download contoh tesis s2 manajemen pendidikan, contoh tesis manajemen pendidikan islam pdf, contoh proposal tesis manajemen pendidikan islam, contoh judul tesis manajemen pendidikan islam, contoh proposal tesis manajemen pendidikan islam pdf, contoh tesis s2 manajemen pendidikan islam, contoh tesis jurusan manajemen pendidikan islam, contoh judul proposal tesis manajemen pendidikan islam, contoh judul tesis s2 manajemen pendidikan, contoh judul tesis manajemen pendidikan, contoh jurnal tesis manajemen pendidikan, contoh judul tesis manajemen pendidikan kualitatif, contoh judul tesis manajemen pendidikan kuantitatif, contoh judul proposal tesis manajemen pendidikan, contoh proposal tesis manajemen pendidikan kuantitatif, contoh proposal tesis manajemen pendidikan kualitatif, contoh proposal tesis kuantitatif manajemen pendidikan islam, contoh judul tesis kualitatif manajemen pendidikan islam, contoh proposal tesis penelitian kualitatif manajemen pendidikan, contoh proposal tesis manajemen pendidikan lengkap, contoh rumusan masalah tesis manajemen pendidikan, contoh tesis magister manajemen pendidikan, contoh tesis magister manajemen pendidikan pdf, contoh tesis s2 magister manajemen pendidikan, contoh proposal tesis magister manajemen pendidikan islam, contoh judul tesis magister manajemen pendidikan, contoh proposal tesis magister manajemen pendidikan, contoh proposal tesis manajemen pendidikan, contoh proposal tesis manajemen pendidikan pdf, contoh proposal tesis s2 manajemen pendidikan, contoh tesis tentang manajemen pendidikan, contoh judul tesis tentang manajemen pendidikan, contoh proposal tesis tentang manajemen pendidikan islam, contoh judul tesis tentang manajemen pendidikan islam, contoh tesis tentang manajemen pendidikan islam, contoh proposal tesis tentang manajemen pendidikan, contoh judul tesis untuk manajemen pendidikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×